DOMAIN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
A. Sistem Informasi
Manajemen Dokumen
Manajemen dokumen merupakan suatu
sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak
satu kepada pihak lainnya. Adapun manfaatnya adalah: sebagai bahan pengambilan
keputusan, sebagai memori suatu organisasi, sebagai referensi sejarah suatu
organisasi, mengurangi resiko teknis dan biaya, meningkatkan efisiensi dan
proses kinerja organisasi, serta meningkatkan proses pengendalian yang lebih
baik.
Sistem informasi manajemen
dokumen yang akan dibahas adalah sistem informasi manajemen dokumen elektronik,
yaitu suatu sistem aplikasi pengelolaan dokumenhardcopy (dalam
bentuk laporan paper based) yang sudah diubah ke dalam format
digital ataupun softcopy berupa file tipe doc, ppt, xls, 3gp,
avi, mkv, dll, kemudian diupload ke dalam software tertentu. Dokumen yang sudah
diupload tersebut kemudian dapat diakses, dicari, ditampilkan, maupun
didistribusikan oleh pengguna dokumen melalui sistem ini.
Dengan penerapan sistem menajemen
dokumen elektronik ini diharapkan dapat:
1. Terciptanya pengelolaan dokumen yang lebih baik
2. Adanya penyimpanan salinan fisik file dokumen ke
dalam media elektronik
3. Menjaga keamanan dari informasi yang terkandung
dalam dokumen dari bahaya yang tidak diinginkan, seperti: kebakaran, banjir,
kehilangan dokumen, dll.
4. Sebagai sarana untuk mempercepat proses
pencarian dokumen yang dilakukan secra elektronik
5. Mempercepat penemuan fisik dokumen dengan
menentukan/memasukkan informasi lokasi penyimpanan dokumen (dapat dikembangkan
dengan menggunakan barcode)
6. Dokumen fisik akan terjaga kelestariannya karena
penggunaannya semakin jarang digunakan
7. Sistem selanjutnya dapat dikembangkan dengan
pemanfatan dan pengelolaan dokumen dengan akses melalui internet
Karakteristik sistem manajemen
dokumen elektronik adalah sebagai berikut:
1. Capture. Capture merupakan hal penting bagi catatan dan
dokumen elektronik untuk pengarsipan, retrieval dan disrtibusi sebagai solusi
dokumen menajemen. Dokumen imaging dan platform management menyediakan dasar
scanning, batch proses dan import dokumen elektronik. Kemajuan yang utama dalam
teknologi scan emmbuat dokumen dikonversi secara cepat, murah dan gampang.
Proses scan yang baik akan meletakkan kertas menjadi file komputer dengan
mudah.
2. Storage. Sistem
penyimpanan dokumen yang dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang dan relatif
aman serta penyimpanan dokumen yang mengakomodasi perubahan dokumen, volume
yang bertambah dan mempercepat teknologi.
3. Index.
Sistem index yang menciptakan suatu sistem pengarsipan secara terorganisisr
yang dapat ditampilkan kembali secara efisien dan mudah. Suatu sistem index
yang baik akan membuat prosedur yang berjalan dan lebih efektif.
4. Retrieval. Sistem
perolehan kembali menggunakan informasi dokumen yang mencakup teks, index dan
gambar ke dalam sistem. Suatu sistem perolehan kembali yang baik akan membuat
pencarian dokumen dengan sepat dan mudah.
5. Access. Suatu
sistem akses yang baik akan membuat hak akses secara personal apakah berada di
kantor atau dapat melalui internet secara flesibilitas untuk mengendalikan
akses sistem.
6. Proses. Kerja
sistem manajemen dokumen elektronik ini nanti ya dilakukan sendiri oleh pihak
yang terkait.
Beberapa keuntungan dari sistem
manajemen dokumen elektronik adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai tingkat kecepatan pencarian dokumen
yang tinggi.
2. Tingkat ketepatan yang tinggi, karena
menggunakan sistem indeks, pencatatan tempat penyimpanan secara fisik dan
mempunyai dokumen bayangan dalam bentuk CD-ROM.
3. Mendukung pengelolaan dokumen. Dokumen
elektronik dapat juga mengelola dokumen dalam bentuk audio, video, maupun
berbagai jenis gambar seperti photo, poster, peta, dll.
4. Tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini
terproteksi dengan adanya password, dan mempunyai salinan data (backup) yang
disimpan dalam lokasi atau media berbeda.
Selain keuntungan di atas, sistem
ini juga dapat membantu agar penyimpanan dokumen disimpan dalam media CD-R,
DVD, serta media lainnya. Sangat baik untuk mengatur dokumen dalam jumlah besar
dan dapat memudahkan untuk malakukan indeks, penyimpanan, pencarian, penampilan
di layar, mencetak dan mengirimkan melalui email.
B. Sistem Informasi Rekam
Medis Elektronik
Rekam medik adalah himpunan
seluruh data yang diperoleh serta diciptakan sepanjang kontak pasien dengan
sistem pelayanan kesehatan.
Rekam medik kesehatan elektronik
adalah kegiatan komputerisasi isi rekam kesehatan dan proses elektronisasi yang
berhubungan dengannya. Elektronisasi ini menghasilkan sistem yang secara khusus
dirancang untuk mendukung pengguna dengan berbagai kemudahan fasilitas bagi
kelengkapan dan keakuratan data, memberi tanda waspada, sebagai peringatan,
tanda sistem pendukung keputusan klinik dan menghubungkan data dengan
pengetahuan medis serta alat bantu lainnya.
Menurut Shortliffe (2001), rekam
medik elektronik (rekam medik berbasis-komputer) adalah gudang penyimpanan
informasi secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan
yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya, tersimpan sedemikian rupa, hingga
dapat melayani berbagai pengguna rekam medis yang sah.
Karakteristik rekam medis
elektronik, yaitu:
1.
Akses simultan dari
berbagai tempat
2.
Tampilan data dapat
dilihat dari berbagai pendekatan
3.
Data entry lebih
terstruktur
4.
System pendukung
keputusan
5.
Mempermudah analisis
data
6.
Mendukung pertukaran
data secara elektronik dan pemanfaatan data secara bersama-sama (data
sharing)
7.
Dapat bersifat
multimedia
Manfaat teknologi informasi dalam
rekam kesehatan elektronik yang paling tinggi adalah mengurangi medical
error dan meningkatkan keamanan pasien (patient safety). Salah
satu peranan kecil teknologi informasi dalam tindakan pencegahan medical
error, yakni dengan melakukan pengaturan rekam medis pada suatu sistem
aplikasi manajemen rekam medis. Dengan adanya sistem aplikasi manajemen rekam
medis, maka medical error dalam pengambilan keputusan oleh
tenaga kesehatan dapat dikurangi karena setiap pengambilan keputusan akan
berdasarkan rekam medis pasien yang telah ada.
Menurut Thede (2008) penerapan
rekam medik elektronik mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:
1. Dapat meminimalkan human eror, karena
rekam medik elektronik dapat menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik
2. Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan
untuk penunjang keputusan layanan kesehatan
3. Rekam medik elektronik dapat melakukan
pengambilan data sinyal biologis secara otomatis
4. Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan
data pasien dan memperoleh saran untuk penanganan pasien
5. Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat
langsung diperoleh (dalam bentuk siap olah) dari basis data rekam medik.
Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien dan
dimasukkan dalam rekam medik.
Sedangkan menurut Sabarguna
(2005) kelebihan rekam medik elektronik diantaranya:
1. Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan
medik, sehingga mutu pelayanan atau asuhan akan semakin baik
2. Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian
informasi akan lebih efektif
3. Pembentukan database yang memungkinkan
penelitian, simulasi dan pendidikan tenaga medik maupun paramedik, berdasarkan
data yang nyata
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya
dengan sistem penyediaan bahan (inventory) yang dapat menekan biaya
penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya stockout, manajemen utilisasi
menyangkut tindakan atau prosedur yang tidak perlu, dan lain-lain.
Adapun menurut Thede (2008),
kekurangan dari penerapan rekam medik elektronik adalah:
1. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar
daripada rekam medik kertas untuk pengadaan perangkat keras, lunak, dan
biaya penunjang
2. Waktu yang harus disediakan oleh key person dan
perawat dalam mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan
waktu yang lama
3. Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik
elektronik memerlukan waktu, sumber daya, tekad dan kepemimpinan
4. Resiko kegagalan pada sistem computer
5. Problem dalam pemasukan data oleh petugas
kesehatan
C. Sistem Informasi
Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis yang
terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya,
telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan.
Sebagian besar institusi pemerintah, swasta, akademis maupun non akademis juga
individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal
dan menggunakan sistem ini.
Sistem Informasi Georafis atau Georaphic
Information Sistem (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis
komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture,
mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data
yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG
mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan
analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang
dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem
Informasi lainya yang membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk
menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi.
Definisi SIG sangatlah beragam,
karena memang defenisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat bervariasi,
dibawah ini adalah beberapa definisi SIG.
1. Menurut Gistut (1994), SIG adalah sistem yang
dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan
deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang
ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan
teknologi yang diperlukan yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak
dan struktur organisasi Gistut (1994)
2. Burrough (1986), mendefinisikan SIG adalah
sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola,
menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan
untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
Dari defenisi-definisi tersebut
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri atas beberapa subsistem
yaitu: data input, data output, data management, data manipulasi dan analysis
(Prahasta, 2005).
Komponen
Sistem Informasi Geografi
1. Perangkat keras. Perangkat keras yang sering
digunakan antara adalah Digitizer, scanner,Central Procesing Unit (CPU), mouse
, printer, plotter
2. Perangkat lunak (Arc View, Idrisi,
ARC/INFO,ILWIS, MapInfo dan lain lain). Data dan informasi geografi Data dan informasi
yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng import-nya dari
perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara
menjitasi data spasial dari peta dan memasukan data atributnya dari table-tabel
dan laporan dengan menggunakan keyboard
Pengguna (user), Teknologi GIS
tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun
perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata Suatu proyek SIG akan
berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang
memiliki keakhlian yang tepat pada semua tingkatan.
Fungsi
SIG
Adapun fungsi -fungsi dasar dalam
SIG adalah sebagai berikut :
1.
Akuisisi data dan
proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi, konversi format
data, pemberian atribut dll.
2.
Pengelolaan database
meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat, pemodelan jaringan
pencarian atribut dll.
3.
Pengukuran keruangan
dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis daerah penyanggga, overlay,
dll.
4.
Penayangan grafis dan
visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi, peta topografi, peta
statistic, tampilan perspektif.
Aplikasi
dan Pemanfaatan SIG
Sistem Informasi Geografis dapat
dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah
dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah
dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk
digital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non
spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa
informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk
menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital
sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, table, atau
dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan
meringankan biaya yang diperlukan (Barus dan Wiradisastra, 2000 dalam As Syakur
2007).
Sistem Informasi Geografis
sebagai suatu sistem yang berbasis komputer dan memiliki kemampuan dalam
menangani data bereferensi geografis, yaitu penyimpanan data, manajemen data
(penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta
keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhirnya dapat dijadikan acuan
untuk pengambilan keputusan. SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada
pengambilan keputusan untuk pembangunan berkelanjutan. Karena SIG memberikan
informasi pada pengambil keputusan untuk analiss dan penerapan database
keruangan.
DAFTAR PUSTAKA
https://oshigita.wordpress.com/2013/09/10/domain-sistem-informasi-kesehatan/
(Diakses 19 September 2017, pukul 18:30 Wita)
Charter, Denny. 2003. Desain dan Aplikasi GIS, Geographic
Information System. Jakarta, Gramedia.
Edy Prahasta, 2005. Sistem Informasi Geografis,
Edisi Revisi, Cetakan Kedua. Bandung. C.V.Informatika.
Kusumadewi, Sri. 2009. Informasi Kesehatan. Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Robert G Murdick, dkk, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern,
Jakarta : Erlangga, 1991.
Sabarguna, Boy. 2005. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit. Bandung: Amanah.
Sabarguna, Boy. 2007. Master Plan System Informasi
Kesehatan. KONSORSIUM Rumah
Sakit Islam Jateng-DIY, Yogyakarta.
Shofari, Bambang. 2005. Pengelolaan
Sistem Rekam Medik. Semarang: Perhimpunan Organisasi Profesional
Perekammedikan, Informastika Kesehatan Indonesia.
Komentar
Posting Komentar